LUWU UTARA, Nadinewsonline.com – Bupati Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara resmi mengambil sumpah dan melantik Baharuddin Nurdin sebagai Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda), di Aula La Galigo, Selasa (16/01/2024).
Saat menyampaikan sambutan, Indah menyebutkan bahwa Penjabat Sekda mempunyai tanggung jawab yang begitu penting, utamanya dalam menjalankan fungsi organisasi Pemerintahan Daerah (Pemda).
“Selamat kepada saudara Penjabat Sekda, Pak Bahar. Bukan tanpa alasan saya tunjuk beliau, karena banyak PR yang harus diselesaikan dan harus berada di samping saya. Tentu saya berharap meskipun dibatasi oleh waktu, saudara harus menunjukkan kinerja yang mumpuni,” ucap bupati dua periode ini.
“Dan meskipun statusnya sementara, peran penjabat Sekda sangat krusial untuk memastikan kelancaran pelayanan publik dan pengelolaan administrasi daerah,” sambungnya.
Bupati yang karib disapa IDP ini pun menuturkan jika pejabat Sekda memiliki tugas penting, seperti halnya sebagai pimpinan sementara organisasi, pengelolaan administrasi Pemda dan pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Beberapa tugas penting penjabat sekda, lanjut Indah, antara lain sebagai pimpinan sementara organisasi, pengelolaan administrasi pemerintahan daerah, pelaksanaan kebijakan pemerintah dan koordinasi antar instansi.
Bukan hanya itu, lanjut IDP, juga bertugas untuk konsultasi dengan bupati, pengambilan keputusan mendesak, pengelolaan krisis, pemantauan pelaksanaan program dan proyek, hubungan dengan stakeholder eksternal, serta pemantauan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Penjabat Sekda memiliki peran yang dinamis dan serbaguna, karena harus menangani berbagai aspek pemerintahan daerah. Oleh karena itu, keberhasilan seorang penjabat Sekda diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kelancaran pemerintahan daerah pada periode tertentu,” terang Indah.
Pada agenda pelantikan tersebut, Bupati Indah juga melantik dan mengukuhkan pejabat admnistrator, pengawas, Kepala UPT Puskesmas dan Pelaksana Tata Usaha UPT Puskesmas.
“Dalam organisasi, ada 3 (Tiga) arogansi yang harus menjadi perhatian. Yang pertama arogansi intelektual, yaitu jangan merasa lebih pintar dari atasan,” ujar bupati perempuan pertama di Sulawesi Selatan (Sulsel) ini.
“Kemudian arogansi spiritual yakni jangan merasa diri lebih baik. Dan arogansi sosial, jangan merasa lebih tinggi karena strata atau status sosial karena sesungguhnya kita sama di hadapan Tuhan, yang membedakan adalah iman dan itu bersifat sangat personal,” tandasnya.
Terakhir, Bupati Kabupaten Luwu Utara ini pun berpesan kepada para pejabat yang sudah dilantik agar selalu menjaga harmonisasi dengan membangun pendekatan kultural.